Peran dan Fungsi Survival Craft: Persiapan Esensial untuk Selamat di Laut

Survival Craft merujuk pada peralatan dan kendaraan yang dirancang khusus untuk digunakan dalam keadaan darurat di laut. Persiapan kritis untuk keamanan di laut melibatkan pemahaman yang baik tentang peran dan fungsi Survival Craft. Berikut adalah pengenalan singkat dan signifikansi dari Survival Craft:

Pengenalan Survival Craft:

Survival Craft mencakup berbagai jenis peralatan yang dirancang untuk membantu selamat dari situasi darurat di laut. Ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, sekoci, perahu karet, rakit darurat, dan peralatan penyelamatan pribadi seperti jaket pelampung. Setiap jenis Survival Craft memiliki tujuan dan fitur spesifik yang dirancang untuk menangani situasi darurat tertentu.

Signifikansi Peran dan Fungsi Survival Craft:

1. Evakuasi Cepat:
  • Survival Craft memungkinkan evakuasi cepat dari kapal atau area laut yang berbahaya. Dalam keadaan darurat seperti kebakaran, kebocoran, atau tenggelamnya kapal, kemampuan untuk segera meninggalkan kapal dan mencapai tempat yang lebih aman sangat penting.
2. Penyelamatan dan Kelangsungan Hidup:
  • Survival Craft dirancang untuk memberikan perlindungan dan dukungan bagi penumpang dan awak kapal selama periode darurat. Ini termasuk perlindungan terhadap cuaca buruk, penyediaan air dan makanan darurat, serta peralatan medis dasar.
3. Visibilitas dan Pelacakan:
  • Banyak Survival Craft dilengkapi dengan peralatan penanda dan alat komunikasi untuk memudahkan pencarian dan penyelamatan. Sinyal visual dan radio dapat digunakan untuk memberitahu pihak penyelamat tentang lokasi tepat Survival Craft.
4. Kemampuan Navigasi:
  • Beberapa Survival Craft dilengkapi dengan peralatan navigasi yang memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan tertentu atau menghindari bahaya tambahan. Ini meningkatkan peluang untuk bertahan hidup dan menemukan bantuan.
5. Pelatihan dan Kesadaran:
  • Penggunaan Survival Craft juga membutuhkan pelatihan yang tepat. Mengetahui cara menggunakan peralatan tersebut dan memahami prosedur keamanan adalah kunci untuk efektivitasnya. Kesadaran terhadap keberadaan dan fungsi Survival Craft dapat membantu dalam mengatasi keadaan darurat dengan lebih baik.
6. Kepatuhan terhadap Peraturan Keselamatan Maritim:
  • Penggunaan dan pemeliharaan Survival Craft sesuai dengan peraturan keselamatan maritim internasional dapat meningkatkan keselamatan di laut. Keberadaan Survival Craft yang memadai dan kondisi yang baik juga dapat memenuhi persyaratan peraturan internasional.

Penting untuk diingat bahwa persiapan dan penggunaan Survival Craft tidak hanya menjadi tanggung jawab awak kapal, tetapi juga merupakan bagian integral dari keselamatan maritim secara keseluruhan. Kesadaran, pelatihan, dan pemeliharaan yang baik adalah kunci untuk memastikan bahwa Survival Craft dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam situasi darurat di laut.

Baca juga : Situasi Distress di Kapal: Bagaimana Menghadapinya dan Menyelamatkan Diri

Jenis Survival Craft

Berbagai jenis Survival Craft yang digunakan di kapal dirancang untuk mengatasi berbagai situasi darurat di laut. Berikut adalah beberapa jenis Survival Craft umum yang digunakan, beserta perbedaan dan keunggulan masing-masing:

1. Sekoci (Lifeboat):
  • Deskripsi: Sekoci adalah perahu khusus yang dirancang untuk menampung sejumlah penumpang dan awak kapal. Mereka biasanya terdapat di atas kapal dan dapat diaktifkan secara otomatis atau manual.
  • Keunggulan:
    • Kapasitas besar untuk menampung banyak orang.
    • Dilengkapi dengan peralatan penyelamatan dan peralatan komunikasi.
    • Dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap cuaca buruk.
2. Perahu Karet (Life Raft):
  • Deskripsi: Perahu karet adalah perahu kecil yang dapat dibawa dan ditempatkan di kapal sebagai cadangan. Mereka dapat diaktifkan dan diisi dengan udara secara manual atau otomatis.
  • Keunggulan:
    • Portabilitas yang baik dan mudah diaktifkan.
    • Cocok untuk evakuasi cepat.
    • Dilengkapi dengan peralatan dasar seperti alat pemancar sinyal dan peralatan pertolongan pertama.
3. Rakit Darurat (Survival Craft Unit):
  • Deskripsi: Rakit darurat adalah struktur apung yang dapat dibangun atau diaktifkan dalam keadaan darurat. Mereka dapat ditempatkan di atas kapal atau digunakan sebagai pelampung individu.
  • Keunggulan:
    • Kemampuan untuk diaktifkan dengan cepat.
    • Cocok untuk keadaan darurat di mana Survival Craft lainnya tidak dapat digunakan.
    • Dapat dirancang dengan sistem desalinasi air atau penyediaan makanan darurat.
4. Jacket Pelampung (Life Jacket):
  • Deskripsi: Jaket pelampung adalah peralatan pelampung yang dikenakan oleh individu untuk memberikan buoyancy dan menjaga tubuh tetap di atas air.
  • Keunggulan:
    • Portabilitas yang sangat baik dan mudah digunakan.
    • Cocok untuk keadaan darurat singkat atau sebagai pelengkap Survival Craft lainnya.
    • Tersedia dalam berbagai jenis, termasuk yang dirancang khusus untuk bekerja di laut.
5. Perahu Nelayan Kecil (Davit-Launched Rescue Boat):
  • Deskripsi: Perahu kecil yang biasanya diluncurkan dari kapal menggunakan davit (alat angkat) dan digunakan untuk misi penyelamatan.
  • Keunggulan:
    • Mobilitas dan kemampuan manuver yang tinggi.
    • Dapat dioperasikan oleh awak kapal atau personel penyelamatan.
    • Cocok untuk tugas pencarian dan penyelamatan di laut.

Perbedaan antara jenis-jenis Survival Craft ini terletak pada kapasitas, kecepatan, portabilitas, dan kemampuan khusus mereka. Pemilihan jenis Survival Craft tergantung pada karakteristik kapal, jumlah penumpang, dan jenis keadaan darurat yang mungkin terjadi. Sebagai bagian dari persiapan keselamatan maritim, kapal biasanya dilengkapi dengan kombinasi beberapa jenis Survival Craft untuk memastikan kelangsungan hidup yang optimal dalam berbagai situasi darurat di laut.

Baca juga : Basic Sea Survival: Keterampilan dan Tips Dasar untuk Tetap Aman di Laut

Desain dan Konstruksi

Desain dan konstruksi Survival Craft telah berkembang seiring waktu dengan tujuan meningkatkan keefektifan dan keamanan di laut. Beberapa teknologi terkini yang digunakan untuk memastikan kinerja optimal Survival Craft melibatkan inovasi dalam material, navigasi, komunikasi, dan sistem keamanan. Berikut adalah rincian tentang desain dan konstruksi Survival Craft, serta teknologi terkini yang digunakan:

1. Material dan Konstruksi:

Bahan Ringan dan Tahan Lama:

  • Survival Craft dibangun dengan menggunakan bahan ringan dan tahan lama seperti aluminium, fiberglass, atau plastik yang kuat. Ini membantu mengurangi bobot dan memastikan daya tahan terhadap kondisi laut yang keras.

Desain Anti-Gelinciran:

  • Banyak Survival Craft dirancang dengan bentuk dan permukaan anti-gelinciran untuk meningkatkan kemampuan navigasi dan mengurangi risiko terbalik di laut yang kasar.
2. Navigasi dan Pelacakan:

Sistem Navigasi GPS:

  • Survival Craft dilengkapi dengan sistem navigasi GPS untuk menentukan posisi yang tepat. Ini membantu dalam pencarian dan penyelamatan serta memudahkan evakuasi ke lokasi yang aman.

Radar dan Sonar:

  • Beberapa Survival Craft dilengkapi dengan radar dan sonar untuk meningkatkan visibilitas dan mendeteksi rintangan atau kehadiran kapal lain di sekitar mereka, terutama dalam kondisi cuaca buruk atau malam hari.
3. Komunikasi:

Radio Satelit dan Komunikasi Darurat:

  • Survival Craft biasanya dilengkapi dengan peralatan komunikasi radio satelit untuk memfasilitasi panggilan darurat dan berkomunikasi dengan pihak penyelamat atau kapal lain.

Sistem Penanda dan Pelacakan:

  • Peralatan penanda visual dan sistem pelacakan memastikan bahwa lokasi Survival Craft dapat dengan mudah diidentifikasi oleh pihak penyelamat.
4. Keamanan dan Kestabilan:

Sistem Anti-Tenggelam:

  • Beberapa Survival Craft memiliki sistem otomatis atau manual yang mencegah mereka terbalik atau tenggelam. Ini dapat mencakup tangki udara otomatis atau katup kontrol kecepatan penurunan.

Perangkat Pelampung dan Flare:

  • Pelampung otomatis dan perangkat sinyal visual seperti flare (sinyal kilat) membantu dalam memberikan tanda lokasi dan meningkatkan keamanan selama evakuasi.
5. Kenyamanan dan Kelangsungan Hidup:

Sistem Desalinasi Air:

  • Beberapa Survival Craft dilengkapi dengan sistem desalinasi air untuk menghasilkan air minum yang dapat dikonsumsi, meningkatkan kelangsungan hidup dalam keadaan darurat yang panjang.

Peralatan Medis Darurat:

  • Beberapa Survival Craft dapat dilengkapi dengan peralatan medis darurat untuk memberikan bantuan pertolongan pertama selama periode darurat.
6. Pelatihan Virtual dan Keamanan Awak:

Simulator Pelatihan:

  • Untuk memastikan bahwa awak kapal dapat menggunakan Survival Craft dengan efektif, simulator pelatihan dapat digunakan untuk melatih keterampilan evakuasi dan penggunaan peralatan penyelamatan dalam kondisi realistis.

Pemantauan Kesehatan Awak:

  • Teknologi pemantauan kesehatan awak dapat dipasang untuk memastikan kondisi fisik dan kesehatan mental awak selama situasi darurat.

Desain dan teknologi terkini ini terus dikembangkan untuk meningkatkan daya tahan dan efektivitas Survival Craft, menjadikannya lebih siap untuk menghadapi berbagai situasi darurat di laut dan memastikan keselamatan penumpang dan awak kapal.

Baca juga : Menghadapi Kecelakaan Kapal atau Kandas di Laut: Panduan Bertahan Hidup

Peran dalam Evakuasi

Survival Craft memainkan peran kunci dalam proses evakuasi kapal dan merupakan elemen penting dalam menjaga keselamatan penumpang dan awak kapal. Berikut adalah langkah-langkah umum yang harus diikuti selama evakuasi menggunakan Survival Craft:

1. Pengenalan dan Kesadaran:

Awasi Tanda Darurat:

  • Dalam situasi darurat, awasi tanda-tanda atau peringatan darurat yang menunjukkan bahwa evakuasi diperlukan. Ini bisa berupa suara sirine, petunjuk visual, atau peringatan dari awak kapal.

Kenali Jenis Survival Craft:

  • Pahami jenis Survival Craft yang tersedia dan perbedaan antara sekoci, perahu karet, atau jenis lain yang mungkin ada di kapal.
2. Pakaian Keselamatan:

Kenakan Jaket Pelampung:

  • Setiap orang harus segera mengenakan jaket pelampung sebelum meninggalkan kapal. Ini memberikan buoyancy dan melindungi dari hipotermia jika terjadi kontak dengan air.

Pakai Pakaian Keselamatan Lainnya:

  • Sesuaikan diri dengan pakaian keselamatan yang mungkin disediakan, seperti mantel tahan air, topi pelindung, dan sepatu tahan air.
3. Panggilan Darurat dan Komunikasi:

Gunakan Peralatan Komunikasi:

  • Gunakan peralatan komunikasi di Survival Craft untuk memberitahu pihak penyelamat tentang lokasi dan kondisi Anda. Ini dapat mencakup radio satelit atau perangkat komunikasi darurat lainnya.

Aktifkan Sistem Penanda:

  • Aktifkan peralatan penanda visual atau sinyal seperti flare untuk memberikan tanda lokasi yang jelas.
4. Evakuasi Dengan Tertib:

Ikuti Petunjuk Evakuasi:

  • Patuhi petunjuk evakuasi dan instruksi dari awak kapal atau petugas keamanan. Ikuti rute evakuasi yang ditentukan.

Tertib dan Tanpa Panik:

  • Hindari panik dan evakuasi yang tidak teratur. Antri untuk naik ke Survival Craft dengan tenang dan tertib.
5. Penggunaan Survival Craft:

Ikuti Petunjuk Penggunaan:

  • Pahami cara menggunakan Survival Craft dengan memperhatikan petunjuk dan instruksi yang disediakan di dalamnya.

Pemakaian Alat Penyelamatan Pribadi:

  • Jika dilengkapi dengan alat penyelamatan pribadi seperti pelampung atau seluncur hidup, pastikan untuk menggunakannya sesuai dengan petunjuk.
6. Evakuasi Dengan Aman:

Jatuh ke Laut dengan Benar:

  • Jika evakuasi melibatkan jatuh ke laut, lakukan dengan benar untuk mengurangi risiko cedera. Hindari melompat dari ketinggian yang signifikan.

Tertib dalam Survival Craft:

  • Setelah berada di Survival Craft, tetap tenang dan ikuti petunjuk selanjutnya. Pastikan semua orang berada di dalam Survival Craft dan tidak ada yang tertinggal di kapal.
7. Koordinasi dan Penyelamatan:

Koordinasi dengan Pihak Penyelamat:

  • Ikuti petunjuk dari pihak penyelamat yang mungkin mencoba memberikan bantuan atau navigasi ke tempat yang lebih aman.

Siapkan untuk Penyelamatan:

  • Tetap siap untuk proses penyelamatan. Ini dapat mencakup berkoordinasi dengan pesawat atau kapal penyelamat untuk memastikan evakuasi yang aman.

Penting untuk diingat bahwa situasi evakuasi dapat bervariasi tergantung pada jenis keadaan darurat. Selalu patuhi petunjuk dari awak kapal dan pihak berwenang, dan perhatikan prosedur keselamatan yang telah ditentukan. Pelatihan secara teratur dalam menggunakan Survival Craft juga penting untuk memastikan bahwa semua orang di kapal siap menghadapi situasi darurat dengan efektif.

Baca juga : Panduan Lengkap Persiapan Sebelum Berlayar Untuk Bertahan Di Laut

Fungsi Selama Penyelamatan

Survival Craft berperan penting dalam mempertahankan hidup di laut selama situasi darurat. Peralatan dan persediaan di dalam Survival Craft dirancang untuk menyediakan perlindungan dan dukungan bagi penumpang dan awak kapal. Berikut adalah cara Survival Craft membantu dalam mempertahankan hidup di laut serta beberapa peralatan dan persediaan yang harus ada di dalamnya:

Cara Survival Craft Membantu dalam Mempertahankan Hidup di Laut:
  • Buoyancy dan Flotasi:
    • Survival Craft, seperti sekoci atau perahu karet, dirancang untuk menyediakan buoyancy yang cukup untuk tetap mengapung di atas air, memberikan tempat yang aman bagi penumpang dan awak kapal.
  • Perlindungan Terhadap Cuaca Buruk:
    • Survival Craft biasanya dilengkapi dengan atap atau tenda pelindung untuk memberikan perlindungan terhadap cuaca buruk, terik matahari, atau hujan.
  • Perangkat Penanda dan Sinyal:
    • Survival Craft dilengkapi dengan perangkat penanda visual seperti flare dan lampu sinyal untuk memberikan tanda lokasi yang jelas kepada pihak penyelamat.
  • Peralatan Komunikasi:
    • Terdapat peralatan komunikasi seperti radio satelit di dalam Survival Craft untuk memberikan kemampuan berkomunikasi dengan pihak penyelamat dan kapal lain.
  • Peralatan Keselamatan Pribadi:
    • Jaket pelampung, topi pelindung, dan pakaian pelindung lainnya memberikan perlindungan terhadap hipotermia dan cedera fisik selama evakuasi dan menunggu bantuan.
  • Peralatan Navigasi:
    • Peralatan navigasi seperti GPS dan kompas membantu dalam menentukan posisi dan arah untuk mencapai lokasi yang lebih aman atau untuk berkoordinasi dengan pihak penyelamat.
  • Peralatan Pertolongan Pertama:
    • Survival Craft dapat dilengkapi dengan peralatan pertolongan pertama, termasuk kotak obat pertama, perban, dan obat-obatan dasar untuk penanganan cedera ringan.
  • Persediaan Air dan Makanan:
    • Beberapa Survival Craft dilengkapi dengan persediaan air dan makanan darurat untuk memastikan kelangsungan hidup selama periode evakuasi yang lebih lama.
Peralatan dan Persediaan yang Harus Ada di Dalam Survival Craft:
  • Jacket Pelampung (Life Jackets):
    • Setiap orang di dalam Survival Craft harus memiliki jaket pelampung yang sesuai dan dipakai dengan benar.
  • Tas Pertolongan Pertama:
    • Kotak obat pertama dengan peralatan pertolongan pertama dasar seperti perban, gunting, obat pereda nyeri, dll.
  • Peralatan Penanda dan Sinyal:
    • Flare, senter, dan alat penerangan darurat lainnya untuk memberikan tanda lokasi kepada pihak penyelamat.
  • Peralatan Komunikasi:
    • Radio satelit atau peralatan komunikasi darurat lainnya untuk berkomunikasi dengan kapal lain dan pihak penyelamat.
  • Alat Navigasi:
    • GPS, kompas, dan peta laut untuk membantu navigasi selama evakuasi.
  • Persediaan Air dan Makanan:
    • Air bersih dalam botol atau kantong yang tahan air, serta makanan darurat yang tahan lama.
  • Selimut atau Pakaian Pelindung Tambahan:
    • Untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap cuaca buruk dan hipotermia.
  • Perangkat Lampu dan Sumber Energi Cadangan:
    • Lampu darurat dan sumber energi cadangan, seperti baterai tambahan atau lampu tenaga surya.
  • Peralatan Penyelamatan Pribadi:
    • Pelampung pribadi, seluncur hidup, atau peralatan penyelamatan pribadi lainnya sesuai kebutuhan.
  • Alat Pemancar Sinyal dan Pelacak:
    • Jika memungkinkan, alat pemancar sinyal atau pelacak GPS untuk meningkatkan kemungkinan penyelamatan.

Penting untuk secara rutin memeriksa dan memastikan bahwa semua peralatan dan persediaan di dalam Survival Craft berada dalam kondisi baik dan siap digunakan. Pelatihan reguler bagi awak kapal dan penumpang juga penting untuk memastikan bahwa mereka tahu cara menggunakan peralatan dan berperilaku dengan benar selama evakuasi.

Persyaratan Regulasi

Persyaratan regulasi internasional terkait Survival Craft dirancang untuk memastikan keselamatan dan perlindungan bagi penumpang dan awak kapal di laut. Berbagai badan regulasi dan pemerintah bekerja sama untuk menetapkan standar dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan ini. Beberapa regulasi internasional yang relevan termasuk peraturan dari Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan peraturan nasional dari negara-negara anggota IMO.

Persyaratan Regulasi Internasional:
  • SOLAS (International Convention for the Safety of Life at Sea):
    • SOLAS adalah perjanjian utama yang ditetapkan oleh IMO untuk menjamin keselamatan di laut. SOLAS mengatur persyaratan untuk Survival Craft, termasuk sekoci, perahu karet, dan peralatan keselamatan lainnya.
  • LSA Code (Life-Saving Appliances Code):
    • LSA Code memberikan pedoman teknis tentang desain, konstruksi, dan kinerja peralatan keselamatan, termasuk Survival Craft. Ini memastikan bahwa Survival Craft memenuhi standar tertentu untuk memastikan kinerja yang aman.
  • ISPS Code (International Ship and Port Facility Security Code):
    • ISPS Code mengatur aspek keamanan di kapal dan pelabuhan. Ini tidak secara langsung berkaitan dengan desain Survival Craft, tetapi berkontribusi pada keselamatan umum dan perlindungan terhadap tindakan kriminal di laut.
Peran Pemerintah dan Badan Regulasi:
  • Implementasi dan Penegakan Hukum:
    • Pemerintah dan badan regulasi memiliki peran kunci dalam mengimplementasikan regulasi internasional terkait Survival Craft di tingkat nasional. Ini mencakup menetapkan undang-undang dan peraturan nasional yang sesuai dengan standar internasional.
  • Sertifikasi dan Inspeksi:
    • Pemerintah dan badan regulasi bertanggung jawab untuk memberikan sertifikasi kepada kapal yang mematuhi persyaratan regulasi, termasuk persyaratan untuk Survival Craft. Inspeksi berkala juga dilakukan untuk memastikan bahwa kapal tetap memenuhi standar keselamatan.
  • Pelatihan dan Kesadaran:
    • Pemerintah dan badan regulasi dapat memainkan peran dalam memastikan bahwa awak kapal dan personel terlibat dalam operasi Survival Craft menerima pelatihan yang memadai. Ini mencakup pelatihan dalam penggunaan peralatan penyelamatan, prosedur evakuasi, dan aspek-aspek keselamatan lainnya.
  • Penelitian dan Inovasi:
    • Badan regulasi dan pemerintah dapat mendukung penelitian dan inovasi dalam desain dan teknologi Survival Craft. Ini mencakup pengembangan peralatan yang lebih efektif dan aman.
  • Koordinasi dengan Organisasi Internasional:
    • Pemerintah bekerja sama dengan organisasi internasional seperti IMO untuk mengembangkan dan memperbarui regulasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan keselamatan baru.
  • Penyelidikan Kecelakaan:
    • Badan regulasi dan otoritas pemerintah terlibat dalam penyelidikan kecelakaan laut untuk menentukan penyebab, dan jika diperlukan, merevisi regulasi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Kepatuhan terhadap regulasi ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemilik kapal, awak kapal, dan badan regulasi. Pelanggaran terhadap regulasi dapat mengakibatkan konsekuensi hukum dan administratif, termasuk sanksi atau pembatasan operasional kapal. Kesadaran dan kepatuhan semua pihak terlibat adalah kunci dalam memastikan keselamatan yang efektif dan mematuhi regulasi internasional terkait Survival Craft di sektor maritim.

Baca juga : Mengenal Kapal Offshore Supply Vessel Lebih Jauh

Pelatihan dan Kesadaran

Pentingnya pelatihan kru kapal dalam menggunakan Survival Craft sangat krusial untuk meningkatkan kemampuan respons dan keselamatan dalam situasi darurat di laut. Kru kapal harus memahami dengan baik prosedur penggunaan Survival Craft, navigasi, serta penanganan berbagai situasi darurat. Pelatihan ini mencakup simulasi evakuasi, penggunaan peralatan penyelamatan, dan pemahaman mendalam terkait protokol keselamatan maritim.

Sementara itu, inisiatif kesadaran untuk penumpang terkait penggunaan dan lokasi Survival Craft juga menjadi hal yang penting. Penumpang harus diberikan informasi dan petunjuk yang jelas mengenai cara menggunakan peralatan keselamatan, lokasi Survival Craft, dan prosedur evakuasi. Kesadaran ini dapat mencakup kampanye penyuluhan, sesi informasi sebelum keberangkatan, serta pelatihan singkat selama pelayaran.

Untuk mendukung inisiatif kesadaran dan pelatihan, banyak badan maritim dan perusahaan pelayaran menyediakan program pelatihan online dan offline. Salah satu sumber daya yang dapat diakses adalah https://petrotrainingasia.com/.  Petro Training Asia menyediakan informasi dan sumber daya pelatihan yang mencakup panduan keselamatan, peraturan, serta panduan praktis untuk evakuasi dan penggunaan Survival Craft. Dengan mengakses sumber daya ini, baik kru kapal maupun penumpang dapat meningkatkan pengetahuan mereka dan memastikan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat di laut.

Studi Kasus

Studi kasus di bawah ini memberikan beberapa contoh keberhasilan penggunaan Survival Craft dalam situasi darurat nyata di laut. Studi kasus ini menunjukkan bagaimana Survival Craft memainkan peran penting dalam menyelamatkan nyawa dan memitigasi risiko selama keadaan darurat maritim:

1. MV Estonia (1994):

Situasi Darurat:

  • Pada 28 September 1994, MV Estonia, sebuah kapal feri, tenggelam di Laut Baltik, menyebabkan salah satu bencana maritim terbesar di Eropa.

Penggunaan Survival Craft:

  • Meskipun kapal itu tenggelam dengan cepat, sejumlah besar penumpang dan awak kapal berhasil mengakses dan menggunakan sekoci serta perahu karet yang tersedia. Meskipun korban tewas tinggi, penggunaan Survival Craft membantu sejumlah orang untuk bertahan hidup.
2. MS Costa Concordia (2012):

Situasi Darurat:

  • Pada 13 Januari 2012, kapal pesiar MS Costa Concordia menabrak batu karang dan terbalik di pantai Pulau Giglio, Italia.

Penggunaan Survival Craft:

  • Meskipun proses evakuasi berantakan, sejumlah besar penumpang dan awak kapal berhasil diterjunkan dan diselamatkan dengan menggunakan sekoci dan perahu penyelamat. Keberhasilan penggunaan Survival Craft membantu dalam menyelamatkan banyak nyawa selama bencana ini.
3. MV Dara (1961):

Situasi Darurat:

  • Pada 8 April 1961, MV Dara, kapal penumpang dan kargo, meledak dan terbakar di Laut Arab.

Penggunaan Survival Craft:

  • Meskipun kondisi cuaca buruk dan api yang meluas, banyak penumpang dan awak kapal berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci dan rakit darurat. Keberhasilan Survival Craft dalam keadaan darurat ini membuktikan pentingnya peralatan penyelamatan yang efektif.
4. SS Atlantic Conveyor (1982):

Situasi Darurat:

  • Selama Perang Falkland pada 1982, kapal kargo milik Inggris, SS Atlantic Conveyor, diserang dan tenggelam oleh pesawat-pesawat Argentina.

Penggunaan Survival Craft:

  • Awak kapal menggunakan perahu karet dan sekoci untuk meninggalkan kapal yang tenggelam. Meskipun kerugian kapal, penggunaan Survival Craft membantu menyelamatkan sejumlah besar awak kapal.
5. MV Ice Prince (2008):

Situasi Darurat:

  • Pada 15 Januari 2008, MV Ice Prince, kapal kargo, mengalami masalah mesin dan terancam tenggelam di Laut Atlantik Utara.

Penggunaan Survival Craft:

  • Seluruh awak kapal dievakuasi menggunakan sekoci dan perahu karet. Meskipun beberapa kerugian, penggunaan Survival Craft membantu dalam evakuasi yang sukses.

Studi kasus ini menunjukkan bahwa Survival Craft memainkan peran penting dalam menyelamatkan nyawa dan memitigasi risiko selama keadaan darurat di laut. Keberhasilan evakuasi tergantung pada pelatihan, ketersediaan peralatan yang memadai, dan kesiapan awak kapal dan penumpang untuk menggunakan Survival Craft dengan efektif.

Kesimpulan

Survival Craft memiliki peran krusial sebagai persiapan utama untuk keamanan di laut, menjelang situasi darurat atau kecelakaan. Sebagai perangkat yang dirancang khusus untuk evakuasi dan kelangsungan hidup di laut, Survival Craft menyediakan sarana yang kritis untuk mengamankan penumpang dan awak kapal. Kehadirannya menjadi penentu utama dalam memastikan evakuasi cepat dan aman dari kapal yang mungkin mengalami kecelakaan atau tenggelam. Dengan dilengkapi peralatan keselamatan, peralatan navigasi, dan sistem komunikasi, Survival Craft menjadi tempat perlindungan yang tidak hanya menyediakan pengapungan, tetapi juga memfasilitasi koordinasi dengan pihak penyelamat. Keberhasilan penggunaan Survival Craft bergantung pada pemahaman dan pelatihan awak kapal serta penumpang dalam mengoperasikan peralatan dengan benar. Dengan menjadikan Survival Craft sebagai fokus utama dalam persiapan keamanan maritim, dapat memastikan bahwa sumber daya yang cukup dan efektif tersedia untuk menjaga keselamatan dan kelangsungan hidup di laut.


Jamin keselamatanmu di laut dengan mengikuti Pelatihan Basic Sea Survival sekarang! Segera daftar dan tingkatkan keterampilan bertahan hidupmu di tengah laut bersama kami.

5/5 - (1 vote)
You must be logged in to post a comment.
Jakarta
Tamansari Hive Office 7th Floor Jl. D. I. Panjaitan Kav 2 RT 11 RW 12, Cipinang, Cempedak, Jatinegara, RT.11/RW.11, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13350
+628111798350
Jakarta
AMG Tower Lt. 17 B05 Jl. Raya dukuh menanggal 1A. Gayungan Surabaya jawa Timur 60234
+628111798354
Instagram
YouTube

    ×