Tantangan dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja Offshore

Tantangan dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja Offshore

Di Berbagai sisi kehidupan banyak hal-hal unik yang bisa membuat kamu tenggelam dalam sebuah pekerjaan secara terus menerus dan berkelanjutan. Kamu bisa merasakan hal menyegarkan ketika bersentuhan dengan pekerjaan yang kamu sukai. Namun, tahukah kamu terdapat pekerjaan dimana bisa menemukan tantangan sekaligus risiko tersendiri di dalamnya. Salah satunya, offshore  atau pekerja pertambangan minyak di lautan lepas. 

Offshore merupakan salah satu pekerjaan yang sangat menantang karena harus bergelut dengan gelombang ombak, ditambah cuaca yang tidak bisa diprediksi dengan pasti. Sehingga pekerjaan tersebut menjadi salah satu pilihan karier yang menarik bagi penyuka tantangan terkhusus di lautan lepas. Di dalam tantangan itu juga ada tantangan dan risiko kesehatan dan keselamatan yang tidak bisa dilepaskan dari pekerjaan sebagai offshore. Oleh karenanya, artikel ini akan membahas seputar kerja offshore agar kamu bisa lebih memahami apa-apa saja yang melekat di dalamnya. 

Lebih Dekat dengan Offshore

Offshore atau pekerja di pertambangan minyak lautan lepas menjadi karir yang membutuhkan kekuatan fisik, mental dan bakat. Namun, meskti ketiga hal itu bisa kamu taklukan akan tetapi seseorang yang bekerja menjadi offshore sangat sulit untuk terlepas dari tantangan dan risiko kesehatan dan keselamatan kerja. Ada hal-hal dibalik itu yang membutuhkan pengawasan dan kehati-hatian yang luar biasa. Sebab pekerjaan offshore sebagai pekerjaan yang sulit dilakukan bisa memunculkan risiko sampai dengan cedera dan kematian yang tinggi dari para pekerja. 

Pekerjaan tersebut memiliki banyak divisi dimulai dengan operasi dek, manajemen dan akomodasi, minyak dan gas, pemeliharaan dan konstruksi, serta pengeboran dan produksi. Dari berbagai jenis divisi ini memiliki satu kesamaan yakni risiko dan keamanan pekerja. Risiko dan keamanan kerja berbicara soal kondisi cuaca ekstrim, menuntut fisik dan mental kuat, dan memakan waktu yang lama untuk bekerja dari yang  bekerja di daratan pada umumnya. Untuk itu, perusahaan atau organisasi selalu menawarkan gaji tinggi kepada offshore, dengan mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi pekerja. 

Baca juga : Perbedaan Utama Antara Pekerjaan di Offshore dan Onshore

Jenis-jenis Pekerjaan Offshore dan Tantangan Didalamnya

1. Kepala Kru

Kepala kru bertugas untuk mengelola operasi rig. Di dalam pengelolaanya kepala kru mengawasi anggota tim pada setiap giliran kerja, cara kerjanya yang melibatkan penjadwalan shift membuat masing-masing pekerja berperan dengan lebih efektif karena pembagian kerja yang merata sesuai tupoksi masing-masing. 

Bentuk pengawasan dari pekerjaan kepala kru juga mencakup mengevaluasi pekerja dan memastikan peralatan rig masih dalam kondisi yang aman. Biasanya, kepala kru menavigasi meda berbahaya di rig dengan membawa alat berat. 

Melalui cara kerja kepala kru yang terjun langsung, maka akan memunculkan risiko keselamatan kerja. Kepala kru berisiko terjatuh dari ketinggian, saat jatuh juga terdapat benda-benda berat yang bisa menimpanya, mendapatkan sengatan listrik, dan terkena racun akibat kerja offshore yang memang melibatkan bahan kimia dalam proses pekerjaanya. Untuk itu, umumnya seorang kepala kru memang harus dipilih berdasarkan posisi fisik yang tangguh untuk menghadapi berbagai bahaya, bahkan tuntutan ketersediaan panggilan selain jam kerja juga menjadi hal yang tidak bisa menjauhi pekerjaan ini. 

2. Teknisi Pompa

Teknisi pompa berfokus untuk memastikan setiap pengoperasian pompa aman. Sehingga, skill sangat dibutuhkan disini dengan bertanggungjawab dalam tindakannya saat bekerja. Hal ini semata-mata untuk pemeliharaan pompa minyak yang aman di rig lepas pantai. 

Bentuk kerja teknisi pompa juga meliputi pemeliharaan, perbaikan, pengoperasian sistem air dingin dan panas, tangki ekspansi, katup pelambatan, menangani katup pompa dengan memastikan pengisian tangki penyimpanan dengan minyak mentah secara teratur. Dari banyaknya tugas yang diemban teknisi pompa, banyak juga risiko yang bisa dialami teknisi pompa mulai dari cedera serius, pipa berayun, tertimpa benda jatuh, patah tulang, kecelakaan, trauma kepala, terpapar bahan kimia beracun, dan cedera tulang belakang. 

3. Mekanik Rig Minyak

Mekanik rig minyak dengan tugas pokoknya menjaga mesin berjalan lancar memiliki jadwal kerja yang padat. Umumnya, mekanik rig minyak melakukan pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan berbagai mesin dan kendaraan. Mekanik rig minyak juga berkemungkinan memeriksa helikopter sebelum mengudara. 

Peralatan yang digunakan mekanik rig minyak juga tergolong berat dengan bobot mencapai 70 dan 230 pon dan juga perlu menerapkan gaya sampai 100 pon. Untuk itu, ketika mekanik rig minyak bersentuhan dengan alatnya, semisal mengencangkan atau mengendorkan baut dengan benar terdapat risiko yang muncul. Risiko mekanik rig minyak mulai dari keseleo punggung saat mengangkat, otot tertarik, cedera tulang belakang dan pergelangan tangan serta siku, dan alat berat ini juga bisa berisiko tertabrak maupun tersangkut sehingga bisa menimbulkan cedera serius atau karena bekerja dilepas pantai mekanik rig minyak bisa terjatuh ke laut saat bekerja. 

4. Operator Bor

Operator bor memiliki tugas untuk mengelola peralatan dan operasi sehari-hari. Di dalam pengelolaannya operator bor melakukan penanganan pemeliharaan, penyesuaian maupun penghentian pengeboran disesuaikan berdasarkan kebutuhan offshore, yang semua itu sebagai bentuk pengaturan pengeboran. Pengaturan yang operator bor lakukan berdampak pada kemunculan risiko yang bisa saja menimpa mulai dari cedera ringan sampai fatal dan terpapar bahan kimia beracun. 

5. Koki

Tidak seperti koki pada umumnya, koki yang bekerja sebagai pekerja offshore harus bisa mengatasi tekanan daput di laut lepas. Koki harus bisa bekerja secara efektif untuk memenuhi keperluan pekerja dan bukan perkara mudah karena jadwal pekerjaan koki sama dengan pekerja bisa berminggu-minggu atau bulan. 

Tidak hanya memasak, koki juga dituntut untuk tetap bersih meski dilepas pantai, dimana semua peralatan harus dibersihkan dan dirawat dengan baik. Perencanaan makanan sehari-hari juga mesti matang. 

Sama dengan pekerja lainnya juga ada risiko yang menyelimuti koki, meski koki tidak terjun di lapangan sehingga risiko koki tidak sama dengan pekerja pada umumnya. Koki biasanya mendapatkan risiko terpeleset atau jatuh, tersayat karena gelombang tidak menentu kapan datangnya, terkena luka bakar, dan jika hal ini terjadi untuk perawatan tidak bisa ditangani dengan intensif karena jauh dari rumah sakit atau lokasi kerja berada di luar negeri. 

6. Pekerja Bawah

Di rig minyak lepas pantai pekerja bawah melakukan pemeliharaan dan merakit peralatan yang diperlukan untuk operasi. Untuk melakukan perakitan dan pemeliharaan pekerja bawah beraktivitas dengan mempersiapkan dan menurunkan peralatan, memindahkan perlengkapan berat dan alat, dan memasang tubing dan casing. 

Pekerja bawah juga bertanggung jawab untuk menyesuaikan, menyervis, dan menguji peralatan rig. Semua itu dilakukan dengan aktivitas kerja dengan memanjat, mengangkat, menyeimbangkan dan semuanya harus dikerjakan secara teratur dan disiplin. 

Pekerjaan yang teratur ini menimbulkan risiko terjatuh dari ketinggian, terpeleset, tertabrak alat berat. Sehingga dari kecelakaan ini pekerja bawah bisa mengalami cedera yang membuatnya harus kehilangan jari, tangan ataupun anggota tubuh lainnya. Selain itu, paparan kimia juga bisa menjadi risiko untuk pekerja bawah karena kondisi tempat kerja di ruang terbatas. 

7. Derrickhands

Derrickhand atau tukang derek bekerja dengan mengawasi sambungan peralatan pengeboran dan menjaga kestabilan pipa, sehingga memiliki peran penting pada operasi pengeboran. Peran yang diembannya membuat pekerja derek memiliki banyak hal untuk dilakukan, seperti melatih anggota baru tim pengeboran, memelihara cairan pengeboran, melumasi mesin rig, mengangkut pipa-pipa berat melintasi rig, sehingga pekerja derek dituntut bekerja di ketinggian. Akibatnya, dari bekerja di ketinggian yang memakan waktu berjam-jam bisa menimbulkan risiko terjatuh, paparan bahan kimia, paparan asam berbahaya, dan kerusakan peralatan. 

Baca juga : Apa Itu BOSIET OPITO dan Mengapa Penting Bagi Pekerja Offshore

8. Motorman

Motorman bertugas menjaga rig dan kapal tetap beroperasi dengan mengikuti perubahan cuaca dan mengecek pekerja offshore. Karena berhubungan dengan kapal, maka motorman bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki ruang mesin, kompresor udara, pompa, sistem air portable. Juga dimungkinkan menentukan perlu menentukan berat muatan yang aman dengan pemeriksaan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. 

Melalui pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik, motorman bisa mengalami gangguan kesehatan karena pekerjaan berat yang rutin dilakukan. Selain itu, motorman bisa mengalami risiko terjatuh, terkena serangan listrik, dan kecelakaan mesin. Semua itu harus dilakukan dengan dedikasi dan tanggung jawab untuk agar kapal tetap bisa beroperasi dan aktivitas pekerja tidak terhenti. 

9. Insinyur Mekanik

Sebagai pekerjaan yang dilakukan pekerja profesional banyak hal yang ditangani. Umumnya, insinyur mekanik mulai bekerja dengan menangani desain dan pemasangan sampai perbaikan peralatan baik itu saluran pipa, turbin, katup, dan lainnya. Selain itu, air, sanitasi, bahan bakar minyak, pengeringan, HVAC, dan sistem lainnya di rig menjadi tanggung jawab insinyur mekanik. 

Risiko yang dialami insinyur mekanik karena harus bekerja dengan posisi membungkuk, merangka, memanjat, serta mengangkat benda berat dalam perannya juga banyak. Insinyur mekanik harus menghadapi risiko terkena sengatan listrik, terjatuh, terkena paparan asap dan terdampak papan kimia, pergerakan komponen mekanis, dengan aktivitas ekstrim ditambah kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi dengan pasti karena bekerja dilepas pantai. 

10. Insinyur Pengeboran

Insinyur pengeboran memiliki tanggung jawab dalam hal memastikan keselamatan dan efisiensi dari operasi pengeboran pada rig minyak lepas. Melalui hal itu, insinyur pengeboran meneliti dan menilai lokasi pengeboran, kemudian setelahnya memilih dan pengawasan peralatan pengeboran, serta menganalisis desain pengeboran sehingga pekerja bisa lebih aman dalam bekerja dan juga mengurangi biaya.

Bentuk hal lain yang harus dilakukan insinyur pengeboran dengan pengetahuan dan keterampilan analisisnya, ia harus bersedia untuk tersedia bekerja 24 jam seminggu saat dibutuhkan perannya. Hal ini agar bisa memberi dukungan teknis dalam pengoperasian rig. Semua ini dilakukan dengan menyediakan dokumentasi dan juga melakukan pemrograman untuk mengembangkan teknologi baru maupun teknik. Guna mengurangi risiko bersamaan dengan meningkatkan efisiensi aktivitas kerja. 

Kendati, insinyur pengeboran secara fisik tidak menjadi pekerjaan fisik di rig, akan tetapi insinyur pengeboran dalam bekerja keberadaannya masih dilepas pantai. Sehingga, bisa mendapatkan berbagai risiko yang mengancam dirinya seperti terkena benda jatuh, tersengat listrik, terdampak cuaca ekstrem, dan risiko bentuk lainnya. 

11. Tenaga Medis Lepas Pantai

Tenaga medis lepas pantai kehadirannya saja sudah menciptakan rasa aman untuk pekerja. Dengan medan pekerjaan yang berada dilepas pantai, tenaga medis lepas pantai tetap dituntut untuk menjadi profesional dibidangnya dengan segala keterbatasan dilapangan. 

Tugasnya yang mulia dengan keberadaannya dilepas pantai harus berupaya sebaik mungkin untuk menolong pasien. Bisa saja pekerja berada di lokasi yang sulit diselamatkan, sehingga paramedis harus berjuang menjangkaunya dengan mengangkat alat berat atau bahkan memanjat di tempat ketinggian dengan terjangan ombak yang mungkin tiba-tiba saja naik, akibat cuaca tidak bisa diprediksi dengan pasti. 

Dalam penanganan yang dilakukan paramedis, ada banyak hal yang bisa mengancam keselamatan paramedis itu sendiri saat melakukan penyelamatan pasien. Petugas medis bisa mengalami hal yang tidak terduga seperti terpapar bahan kimia, cuaca ekstrem, dan tertimpa benda berat di lapangan.  

12. Roustabout

Roustabout atau pramugara lepas pantai memiliki peran dengan melakukan pekerjaan rumah tangga di anjungan minyak. Dimana tugas pokoknya memelihara kebersihan, melakukan layanan cucian, dan menyimpan persediaan. Namun tidak seperti pekerjaan rumah tangga pada umumnya, roustabout harus melakukan pekerjaan secara ekstra hati-hati dan harus menghadapi berbagai risiko kemungkinan yang bisa saja menimpa kapan saja dan dimana saja dilepas pantai tersebut.

Pramugara lepas ini juga berkemungkinan untuk mengambil alih pekerjaan tukang derek, pekerja bawa, tukang motor saat diperlukan. Oleh karenanya setiap pekerja di offshore harus memiliki tanggung jawab dan kerja tim yang baik. Akibatnya roustabout juga dituntut untuk bekerja di ketinggian dan sering mengangkat benda berat dan menavigasi bahaya pada rig dalam cuaca yang tidak bisa ditebak bahkan dengan prakiraan cuaca karena berada dilepas pantai. 

Baca juga : Tahapan Sertifikasi K3 Migas: Langkah Awal Menuju Karir Sukses dalam Energi

Bentuk Risiko Sebagai Offshore

1. Kebakaran dan Ledakan

Pengeboran minyak meski di laut lepas tetap memiliki risiko terjadinya kebakaran dan ledakan. Kedua hal ini terjadi akibat dari kebocoran dan menjadi hal yang was-was oleh para pekerja dilepas pantai. Kebakaran bisa dari percikan oleh gesekan dalam mekanisme pengeboran minyak atau bisa dipicu dari peningkatan tekanan tidak terduga dari sumur minyak bawah laut. 

Hal inilah yang selalu menjadi perhatian dari offshore karena pekerjaan untuk pengeboran minyak adalah hal yang penting untuk dilakukan melalui kehati-hatian tingkat tinggi. Umumnya, kejadian ini jika menimpa di lapangan, para awak akan segera memadamkan api dengan cepat untuk meminimalisir terjadinya cedera. Pasalnya, jika kebakaran tidak segera dipadamkan dan berujung pada ledakan, akses untuk evakuasi sangat sulit didapatkan. Apalagi asap bisa memicu sesak nafas dan berujung pada risiko kematian. 

2. Kecelakaan Ringan dan Berat

Sebagai offshore sudah menjadi hal lumrah untuk bertemu dengan melakukan aktivitas pekerjaan di tempat ketinggian. Kegiatan ini memang sudah menjadi tuntutan dan harus diselesaikan dengan profesional meski memakan waktu yang tidak sedikit sampai berjam-jam. Akibat dari bekerja ditempat ketinggian, offshore bisa terjatuh dan mengakibatkan kecelakaan karena harus naik turun tangga untuk menyelesaikan pekerjaan. 

3. Luka Akibat Benda Jatuh

Tidak hanya kecelakaan jatuh dari ketinggian yang menjadi risiko offshore saat bekerja, namun luka yang ditimbulkan akibat tertimpa benda berat saat jatuh juga membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja di lepas pantai. 

Ukuran dan berat dari benda menjadi hal serius meskipun pekerja memakai atribut kerja dengan pengaman berdasarkan standar. Benda jatuh bisa menimbulkan luka atau cedera, bahkan sampai risiko kematian. 

4. Mesin dengan Pemakaian yang Berisiko

Segala benda berat atau mesin di tempat offshore memang sangat diperlukan terutama saat melakukan aktivitas bekerja. Namun, dibalik manfaat yang ditawarkan dari pipa bor, mesin peminta dan unit pendukung lainnya terdapat pemakaian berisiko bagi pekerja. 

Kenapa tidak? Mesin yang bising membuat bahaya atau risiko menjadi semakin dekat. Sebab kebisingan dari mesin akan membuat pekerja sulit untuk berkonsentrasi saat melakukan pekerjaannya, apalagi offshore dalam kesehariannya membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Akibatnya, kecelakaan menjadi risiko kesehatan kerja saat menggunakan mesin. 

5. Transportasi

Pekerjaan offshore membutuhkan transportasi untuk berpindah-pindah, karena banyak aktivitas yang harus diselesaikan sebaik mungkin sehingga pemakaian helikopter menjadi salah satu alternatif kendaraan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Namun, cuaca yang tidak menentu bisa menjadi risiko bagi offshore. 

Risiko kematian dapat terjadi pada offshore karena ketika pekerja diterbangkan dengan helikopter cuaca buruk bisa menjadi penyebabnya. Tidak hanya helikopter yang menjadi transportasi, ada juga alat pengeboran dengan kapal atau perahu yang bisa membawa pekerja. Kendati demikian, hal itu bisa menyebabkan sejumlah kecelakaan fatal. 

6. Bahan Kimia

Minyak, gas, dan bahan kimia memang diperlukan serta menjadi pekerjaan offshore, sehingga sudah menjadi benda lumrah yang keberadaannya berada dilepas pantai ditempat offshore bekerja. Namun paparan dari bahan kimia, minyak dan gas ini di tempat pengeboran bisa memicu penyakit, cedera dan risiko kematian. 

Baca juga : Peran Auditor K3 Migas dalam Memastikan Keselamatan di Lapangan

Bagaimana Cara Mencegah Kecelakaan Offshore saat Bekerja ?

  • Semua bagian dari offshore harus memprioritaskan keselamatan sebagai aturan utama
  • Offshore sebelum benar-benar bekerja harus melewati pelatihan yang sudah disiapkan perusahaan atau organisasi. Pelatihan ini mencakup instruksi terkait mesin dan bagaimana prosedur peralatan digunakan secara aman dan baik. 
  • Offshore harus bekerja secara kompak, dan saling perhatian satu sama lain. Sebab rasa kekeluargaan yang tinggi akan membuat pekerja saling kompak ketika terjadi risiko berbahaya dan meningkatkan rasa aman beserta kepercayaan didalamnya.
  • Offshore yang kompak juga akan membuat suasana dilapangan terasa lebih kekeluargaan. Mereka bisa saling menguatkan satu sama lain ketika temannya tertimpa masalah, dan juga ada hiburan dengan bernyanyi atau lainnya untuk menghindari stress akibat jenuh serta jauh dari keluarga di daratan
  • Pemakaian alat pelindung pribadi juga harus menjadi prioritas dari offshore. Kenapa demikian? Melaluinya offshore bisa menghindari cedera. Alat pelindung ini memerlukan Alat Pelindung Pribadi (APD) wajib, topi pengaman, sepatu bot berujung baja, sarung tangan, alat bantu pernapasan sesuai kebutuhan, dan pakaian yang bisa digunakan untuk melindungi diri dari bahaya api saat terjadi pengeboran maupun situasi genting lainnya. 
  • Pekerja tanpa menggunakan APD jangan dibiarkan bekerja, sebab bahaya bisa datang dari mana saja entah itu dikarenaka cuaca ekstrem, alat berat, kebakaran atau bahkan ledakan mendadak tanpa bisa diprediksi.
  • Pengawasan dan laporan yang berkelanjutan bisa menjadi hal yang positif dalam menciptakan keamanan untuk para pekerja. Manajer atau pengawas mesti rutin ketika melakukan pemeriksaaan ke segala aspek. Hal ini untuk mencegah terjadinya kegagalan prematur dan sebagai identifikasi potensi bahaya. Semua ini dilakukan juga bersanding dengan pembuatan laporan, sebagai bentuk pemantauan agar bisa memberitahu manajemen tentang kondisi terkini secara berkelanjutan. 

Kesimpulan

Dibalik menariknya bekerja di offshore terdapat tantangan dan risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang tidak bisa terlepas dalam kesehariannya. Meskipun begitu, offshore yang menjadi pilihan karier dilepas pantai menawarkan berbagai jenis pekerjaan yang bisa dimasuki dengan gaji tinggi. 

Melalui banyaknya risiko yang akan dihadapi pekerja di offshore tentu harus memahami seluk beluk pekerjaan dan hati yang lapang ketika menjalaninya. Sebab offshore yang jauh dari keluarga akan bisa memicu stress dan juga terdapat risiko kematian akibat dari pekerjaan yang berat tersebut. 

Berdasarkan tantangan fisik dan psikologis ini jika kamu berminat menjadi pekerja di  offshore, maka kamu harus siap dan hidup dalam aturan keselamatan sesuai dengan prosedur kerja. Terpenting utamakan keselamatan di atas segalanya saat bekerja, karena yang paling dinanti keluarga adalah keselamatan keluarganya. 

Jamin keselamatan tim Anda di lingkungan offshore dengan mengikuti program keselamatan kerja kami. Lindungi sumber daya berharga Anda dan tingkatkan efisiensi operasional. Bergabunglah sekarang untuk memastikan keselamatan yang tak terkompromi di laut!

5/5 - (1 vote)
You must be logged in to post a comment.
Jakarta
Tamansari Hive Office 7th Floor Jl. D. I. Panjaitan Kav 2 RT 11 RW 12, Cipinang, Cempedak, Jatinegara, RT.11/RW.11, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13350
+628111798350
Jakarta
AMG Tower Lt. 17 B05 Jl. Raya dukuh menanggal 1A. Gayungan Surabaya jawa Timur 60234
+628111798354
Instagram
YouTube

    ×