Peran Penting Industri Migas dalam Transisi Energi

Peran Penting Industri Migas dalam Transisi Energi

Industri minyak dan gas bumi (migas) terus menghadapi tantangan seiring transformasi dunia menuju transisi energi yang bersih. Akibatnya sektor keuangan berhenti mendanai proyek migas baru. Meski demikian, permintaan migas masih tumbuh terutama di daerah berkembang seperti India, Afrika dan Asia di mana pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, industrialisasi dan jumlah kendaraan akan melonjak secara signifikan.

Menghadapi fakta tersebut, maka investasi pada proyek migas kedepannya tetap masih diperlukan. Tujuannya untuk memberikan ketahanan energi serta memenuhi permintaan migas yang semakin meningkat, sebelum teknologi energi terbarukan menjadi lebih kompetitif.

Hal itu dikutip dari pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif ketika membuka acara The 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) di Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (23/11/2022).

Merujuk pada OPEC World Oil Outlook 2022, pada tahun 2045, permintaan minyak sebagai bahan bakar primer diproyeksikan terus meningkat dari 88 mboepd pada tahun 2021 menjadi 101 mboepd pada tahun 2045. Sementara pangsanya dalam bauran energi menurun dari 31% menjadi hanya di bawah 29%. Permintaan gas juga diperkirakan akan meningkat dari 66 mbopd pada tahun 2021 menjadi 85 mbopd pada tahun 2045, sementara pangsanya dalam bauran energi akan meningkat dari 23% menjadi 24%.

Melihat fakta demikian, peran migas dalam transisi energi Indonesia akan tetap krusial. Permintaan migas masih akan terus tumbuh terutama di sektor transportasi dan pengembangan sektor gas. Apalagi sektor gas dinilai penting dalam menjembatani transisi bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Transisi energi ini akan dilakukan dalam berbagai tahap dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan dan keberlanjutan.

Pada proses transisi ini, Pemerintah punya beberapa program strategis, antara lain memperluas penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku untuk industri. Caranya dengan mengembangkan infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi. Selain itu, konversi bahan bakar diesel menjadi gas di pembangkit listrik dan mengembangkan fasilitas infrastruktur, serta pengembangan jaringan pipa gas untuk rumah tangga (jargas)  dan usaha kecil.

Dengan mempertimbangkan bahwa potensi hulu migas Indonesia masih sangat besar, Pemerintah menargetkan produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030 yang ditujukan khusus untuk pemanfaatan dalam negeri. Saat ini terdapat 68 potensi cekungan yang belum dijelajahi dan cadangan terbukti minyak sebesar 2,4 miliar barel, sedangkan cadangan terbukti gas sekitar 43 TCF.

Baca juga:

Pemerintah terus mendorong investasi hulu migas di Indonesia. Pemerintah telah melakukan beberapa terobosan kebijakan, melalui fleksibilitas kontrak (Cost Recovery PSC atau Gross Split PSC), perbaikan terms and conditions pada lelang wilayah kerja migas,  insentif fiskal/non-fiskal, pengajuan izin online dan penyesuaian regulas migas non konvensional.

Selanjutnya untuk menarik investasi tersebut,  pemerintah berencana merevisi UU Migas Tahun 2001 dengan memberikan sejumlah hal seperti perbaikan jangka waktu fiskal, kemudahan berusaha dan kepastian kontrak. Selain itu, Pemerintah siap membuka dialog dengan kontraktor dan investor untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kompetitif dan meningkatkan ekonomi proyek.

Rate this post
You must be logged in to post a comment.
Jakarta
Tamansari Hive Office 7th Floor Jl. D. I. Panjaitan Kav 2 RT 11 RW 12, Cipinang, Cempedak, Jatinegara, RT.11/RW.11, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13350
+628111798350
Jakarta
AMG Tower Lt. 17 B05 Jl. Raya dukuh menanggal 1A. Gayungan Surabaya jawa Timur 60234
+628111798354
Instagram
YouTube

    ×