Contractor Safety Management System (CSMS) sebagai Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) yang diterapkan kepada kontraktor, vendor dan supplier suatu perusahaan, dapat memastikan bahwa kontraktor memiliki perlengkapan yang memadai untuk memitigasi bahaya. Hal ini dapat membantu mencegah cedera pekerja, melindungi reputasi perusahaan, mendukung kepatuhan terhadap peraturan pemerintah, dan menghindari denda yang besar terkait dengan pelanggaran.
Berikut adalah lima praktik terbaik untuk menguasai manajemen keselamatan kontraktor dengan program strategis khusus yang memperluas seluruh supply chain yang ada di perusahaan. Meningkatkannya dapat membantu perusahaan dalam membangun program yang lebih komprehensif dan efektif untuk melindungi orang-orang di lokasi kerja dengan lebih baik, dan, pada akhirnya akan meningkatkan bisnis.
- Pastikan ekspektasi K3 dikomunikasikan melalui safety induction
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu alat paling berdampak yang dimiliki perusahaan untuk membagikan budaya K3 kepada seluruh tenaga kerja, termasuk pekerja kontrak mereka. Apa cara yang lebih baik untuk memastikan kesiapan K3 para tenaga kerja selain melatih mereka sebelum mereka menginjakkan kaki di lokasi kerja?
Pelatihan induksi K3 atau biasa juga kita kenal dengan safety induction, mengomunikasikan harapan K3 dan melatih pekerja untuk melakukan tugas pekerjaan dengan aman sebelum mereka mulai bekerja. Biasanya dipimpin oleh instruktur yang juga memberikan pelatihan secara efisien dan efektif dalam mempersiapkan kontraktor untuk mengoperasikan mesin dengan aman dan memahami cara mengurangi bahaya K3 dari pekerjaan mereka.
Perusahaan menyewa kontraktor dapat mewajibkan kontraktor untuk menyelesaikan pelatihan induksi memberikan jaminan bahwa mereka dipersiapkan dengan pelatihan yang paling efektif dan relevan untuk pekerjaan yang mereka kerjakan. Penggunaan badging atau alat berbasis teknologi lainnya untuk memungkinkan verifikasi penyelesaian pelatihan yang mudah sebelum kontraktor bekerja adalah kunci untuk memastikan kepatuhan.
- Bangun Persyaratan K3 dalam kontrak kesepakatan
Kontrak membantu menetapkan dengan jelas ekspektasi perusahaan pemberi kontrak mengenai kesiapan dan kinerja keselamatan kontraktornya. Bahasa kontrak hukum harus mensyaratkan kepatuhan mereka dengan persyaratan peraturan yang berlaku di daerah tersebut, bersama dengan persyaratan K3 yang dimiliki oleh perusahaan pemberi kontrak. Ini dapat mencakup partisipasi dalam program prakualifikasi keselamatan perusahaan yang dikelola melalui penyedia pihak ketiga dan pemeliharaan skor CSMS yang dapat diterima dalam sistem manajemen kontraktor mereka.
Selain itu, beberapa perusahaan pemberi kontrak juga mengikat persyaratan CSMS dalam proses pembayaran denda jika kontraktor melanggar persyaratan yang sudah dibuat untuk membantu memotivasi dan menegakkan kepatuhan kontraktor.
- Menetapkan dan melacak KPI CSMS
Key Performance Indicator (KPI) —seperti jumlah total insiden terkait keselamatan dan kehilangan waktu — adalah salah satu alat untuk memajukan CSMS.
Pemimpin divisi K3 sangat bergantung pada matrik K3 untuk menciptakan kesadaran kepatuhan keselamatan dan memotivasi pekerja untuk meningkatkan kinerja mereka. Banyak perusahaan memanfaatkan penyedia layanan perangkat lunak untuk membuat dan memandu dashboard digital yang menampilkan KPI terkait CSMS.
Analisis KPI yang dibuat secara jelas dalam menunjukkan kepatuhan terhadap persyaratan K3 dapat membantu mengurangi tingkat insiden. Rapat yang dijadwalkan secara rutin untuk membahas metrik kinerja, termasuk insiden apapun yang terjadi bersamaan dengan akar penyebab dan tindakan korektif, dapat membantu penyusunan strategi untuk peningkatan penerapan K3 berkelanjutan.
- Hasil audit kinerja CSMS dimasukkan ke dalam evaluasi pasca proyek
Inspeksi di lokasi kerja dan audit tahunan adalah cara yang efektif untuk memantau kinerja CSMS. Ini dapat dilakukan oleh sumber daya internal yang memanfaatkan vendor luar untuk melakukan audit ini. Dengan dilakukannya audit ini, user atau pengguna jasa vendor juga akan memiliki lebih banyak perhatian di lapangan. Selain itu, hasil audit CSMS dan evaluasi pasca-proyek juga dapat menjadi metrik tambahan untuk memantau kinerja kontraktor, mengelola hubungan, dan membuat keputusan tentang penyertaan undangan penawaran vendor di masa mendatang.
- Libatkan teknologi dan dukungan vendor pihak ketiga.
Menumpulkan, memverifikasi, dan mengaudit metrik CSMS dan program K3 bukanlah tugas yang cepat atau mudah. Teknologi, seperti solusi perangkat lunak manajemen kontraktor, memodernisasi CSMS untuk hasil yang lebih efisien dan efektif.
Setelah mengetahui beberapa praktik terbaik yang disebutkan di atas, mengadopsinya untuk membangun atau meningkatkan program CSMS di perusahaan dapat membantu memastikan kontraktor yang kita miliki berbagi komitmen yang sama terhadap K3, meningkatkan kinerja K3 dan memperkuat tenaga kerja yang dimiliki.
Synergy Solusi turut membantu perusahaan-perusahaan dalam mengembangkan program CSMS, baik perusahaan kontraktor maupun perusahaan pemberi kontrak. Beberapa perusahaan yang dibantu oleh Synergy Solusi dalam memperkuat CSMS-nya, antara lain PT Holcim Indonesia, Pertamina Hulu Energi WMO, PT Pertamina (Persero), Badan LNG, dsb. Synergy Solusi juga membantu perusahaan-perusahaan kontraktor dalam melengkapi persyaratan CSMS yang dibutuhkan untuk menjadi salah satu vendor dalam perusahaan pemberi kontrak. Ribuan perusahaan telah kami bantu dalam memenuhi persyaratan CSMS hingga lolos kualifikasi dari perusahaan-perusahaan pemberi kontrak. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan kami dalam hal CSMS. Synergy Solusi Member of Proxsis juga menyediakan program Meet The Expert bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki permasalahan di bidang K3, Lingkungan, Energi, Keamanan dan Migas untuk langsung berdiskusi dengan tenaga ahli kami tanpa dipungut biaya. Silahkan klik di sini untuk mengikuti program Meet The Expert.
sumber: ehstoday.com