Penentuan jenis penopang dasar platform offshore (bottom supported platform) untuk fasilitas produksi pengangkatan dan pemrosesan minyak bumi di offshore (lepas pantai) membutuhkan perencanaan yang serius serta perlu disesuaikan dengan spesifikasi khusus. Hal inilah yang perlu dipahami, terutama bagi calon-calon insinyur perminyakan. Ketika eksplorasi menghasilkan temuan migas dan prospek lapangan memberikan perhitungan keekonomian yang memadai, maka pekerjaan selanjutnya adalah menentukan strategi ektraksi yang dapat memberikan hasil yang optimal.
Pengurasan cadangan migas tidak bisa dilakukan sembarangan, tetapi harus direncanakan dan titik koordinat pengeboran harus disesuaikan dengan kondisi reservoir. Demikian juga dengan penentuan jenis platform yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Proses perencanaannya tidak jauh berbeda dengan lapangan onshore.
Namun lapangan migas di offshore membutuhkan fasilitas khusus, meliputi platform, pipeline dan vessel yang harus sesuai dengan situasi sekitar dan kondisi lapangan. Semua keputusan tersebut juga harus sesuai dengan bagaimana dan dimana migas tersebut diproses dan ditransportasikan. Semua hal tersebut harus diputuskan sebelum kontruksi proyek pengembangan lapangan dilakukan. Khusus untuk pemilihan jenis penopang dsar platform rig offshore, akan bergantung terhadap lokasi, kedalaman laut, iklim dan kapasitas produksi migas. Selain itu, yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah persoalan lingkungan, keamanan, stakeholder dan keuangan.
Jenis-jenis Penopang Dasar Platform
Salah satu kunci penting dari kekuatan platform rig offshore terletak pada penopang dasar platform. Pemilihan terhadap bentuk jan jenis penopang dasar platform akan dipengaruhi oleh banyak kondisi, antara lain kedalaman dasar laut, kemiringan atau kondisi dasar laut, jenis batuan di dasar laut, arus dan ombak serta angin dan badai. Di bawah ini adalah jenis-jenis penopang dasar platform offshore.
- Gravel Island
Gravel island atau pulau kerikil adalah sebuah pulau buatan yang ditimbun di tengah laut sehingga membentuk daratan layaknya sebuah pulau. Pada permukaan pulau tersebut diletakkan fasilitas produksi untuk kegiatan operasi perminyakan. Pulau ini bersifat nonpermanen, sehingga apabila kegiatan operasi perminyakan sudah selesai maka akan dibiarkan begitu saja agar terkikis dengan sendirinya, atau sering juga dikeruk pada kedalaman tertentu sehingga aman bagi kapal-kapal yang melintas.
- Steel Jacket
Steel jacket adalah platform dengan kontruksi baja yang berdiri di atas kaki pipa besar dan pipa silang menyilang sehingga membentuk semacam “jaket”. Di dalam “jaket” tersebut diletakkan berbagai alat dapat mengirimkan informasi gelombang, angin dan arus. Dengan demikian maka, setiap kejadian di bawah laut dapat terdeteksi secara dini, sehingga pimpinan platform dapat mengambil keputusan atau aksi pencegahan.
Steel jacket harus dibangun dengan kontruksi sangat kuat karena menopang dek yang diatasnya akan ditempatkan rig untuk pengeboran, fasilitas produksi serta tempat tinggal para pekerja. Jenis platform ini biasanya digunakan untuk laut dangkal, dan dapat dibangun hingga kedalaman 1.400 meter di bawah permukaan laut. Kontruksi baja pada penopang ini tidak dapat digunakan pasa rig minyak di wilayah kutub yang memiliki gunung es berukuran besar.
- Gravity-Based Structure (GBS)
Penopang dasar platform jenis GBS memanfaatkan ukurannya yang besar dan beratnya. Massa dari bangunan ini dimanfaatkan untuk mendukung fasilitas produksi pada kedalaman laut hingga 1000 kaki. Tipe GBS mampu menahan kondisi cuaca yang paling parah, dan gangguan alam yang ekstrem seperti pergerakan es di dasar laut. Jenis ini banyak digunakan pada rig offshore yang berada di area kutub atau di perairan yang memiliki gelombang tinggi.
- Tension Leg Platform (TLP)
TLP sebenarnya tidak hanya digunakan untuk menopang rig, namun bisa juga untuk menopang fasilitas produksi minyak, atau dengan kata lain, platform ini bersifat permanen (fixed platform). TLP didesain menggunakan pelampung mengambang (floating hull) yang ditambatkan di dasar laut dengan sistem mooring yang ditarik kencang sehingga mengurangi gerakan vertikal dan pengaruh angin dan ombak. Banyak TLP dibangun dengan desain empat kaki untuk menopang dek, sedangkan di bawah air “ring of pontoons” yang dihubungkan dengan kolom-kolom mirip dengan semi-submersibles drilling vessel. TLP dapat digunakan untuk menempatkan rig pada kedalaman laut hingga 6000 kaki.
- Semi-Submersibles
Semi-submersible production platform terdiri dari sebuah dek tempat berdirinya rig dimana pada dek tersebut ditahan empat kolom yang disangkutkan pada ponton di dasar laut. Mirip dengan TLP, semi-submersibles dapat digunakan sebagai tempat tinggal para pekerja dan meletakkan fasilitas produksi. Bedanya, TLP mengambang karena hull yang diikat dengan kabel baja dan dihubungkan dengan subsea well. Subsea well ini yang akan digunakan untuk pengeboran dengan menggunakan mobile offshore drilling units.
- Spars
Model spar sangat mirip dengan TLP. Spar dipasang dengan mooring yang diikat di dasar laut. Tetapi tidak itu saja, spar juga dipasangi alat silinder berongga yang dapat mengembang mirip dengan pelampung berukuran besar. Pada platform spar, 90% strukturnya berada di bawah air sehingga memiliki stabilitas yang cukup baik. Jenis penopang rig offshore ini dapat dipasang pada perairan laut dengan kedalaman lebih dari 10.000 kaki. Jadi, dengan kata lain, jenis spar sangat ideal digunakan pada laut dalam.
- Floating Production Storage and Offloading Unit (FPSO)
FPSO atau alat penyimpanan dan produksi terapung dapat beroperasi di kedalaman air hingga 10.000 kaki. Platform ini sangat cocok diterapkan pada lokasi rig lepas pantai yang berada pada wilayah beriklim ringan, serta pada situasi dengan sistem pipa yang terbatas untuk pengangkutan minyak mentah ke pantai.
FPSO intinya adalah sebuah kapal namun dilengkapi dengan fasilitas produksi minyak sehingga dapat memproses minyak mentah, memisahkan minyak dan gas, serta menyimpan minyak sampai dapat dialirkan untuk kemudian diangkut oleh kapal tanker dan ditransportasikan. Fasilitas produksi di FPSO sering kali juga dilengkapi dengan peralatan yang mampu memisahkan gas, dimana gas tersebut akan digunakan kembali untuk diinjeksikan ke dalam reservoir. Desain FPSO disesuaikan dengan kebutuhan, namun tidak untuk mengolah hidrokarbon layaknya kilang minyak.
- Mobile Offshore Drilling Units (MODU)
Jika tidak tersedia platform, atau secara perhitungan ekonomis pengeboran tidak dilakukan dengan menggunakan platform, maka salah satu pilihannya adalah dengan menggunakan kapal pengeboran lepas pantai. MODU dapat diaplikasikan pada sumur eksplorasi maupun sumur produksi, oleh karena itu, di atas kapal tidak ada fasilitas produksi kecuali alat-alat pengeboran. Kelebihan dari kapal pengeboran adalah kemampuannya untuk melakukan manuver dan mudah berpindah-pindah ketika pengeboran ladang minyak harus dilakukan secara sporadis pada banyak tempat yang memiliki jarak berjauhan.
Sejatinya, setiap jenis penopang dasar platform memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan setiap jenis penopang tersebut idealnya diaplikasikan bila keadaan alam disekitar ladang minyak memungkinkan penggunaan platform tertentu. Jadi, bagi Anda yang menginginkan gelar insinyur perminyakan, sangat disarankan agar memahami karakteristik masing-masing jenis platform sejak dini. Sekian artikel pengetahuan kali ini, semoga menambah pengetahuan Anda pada bidang teknik perminyakan. Terima kasih
Sumber: http://www.prosesindustri.com/