Industri Minyak dan Gas termasuk dalam kategori lingkungan kerja yang berisiko tinggi. Di Amerika, angka cidera kerja bahkan kematian di industri minyak dan gas terbilang tertinggi dibandingkan dengan industri lain.
Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika pada 2015 mengungkapkan bahwa kasus kematian di tempat kerja sektor industri pertambangan mencapai 120 korban, sebanyak 74 kasus kematian terjadi di industri minyak dan gas.
Tingginya resiko kecelakaan industri migas tidak lepas dari beban kerja para pekerja, mulia dari tekanan untuk produktif, jam kerja, hingga tuntutan fisik yang tinggi. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi keselamatan pekerja, setidaknya menyebabkan human error yang dapat menyebabkan kemungkinan kecelakaan yang lebih tinggi.
Perusahaan migas memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar untuk memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan bagi para pekerja. Perusahaan perlu menyusun sistem dan standar keselamatan kerja.
10 tips untuk meningkatkan K3 pada industri migas
- Kolaborasi dengan Lembaga Tanggap Darurat
Tips pertama yaitu dengan menjalin hubungan bahkan dalam bentuk kerja sama dengan lembaga atau organisasi tanggap darurat terdekat. Perusahaan migas dapat melibatkan lembaga tanggap darurat dalam mengembangkan dan meningkatkan sistem keselamatan di lokasi kerja. Termasuk dalam memberikan pemahaman lebih terkait terhadap para pekerja terkait tindakan kedaruratan.Perusahaan juga bisa mengajak lembaga tanggap darurat tersebut untuk melihat suasana perusahaan, seperti lokasi pengeboran untuk meminta saran atau gambaran dari lembaga tersebut terkait potensi kecelakaan.
- Program Pelatihan Keselamatan Berkala
Pemahaman dan kesadaran para pekerja terhadap keselamatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam mencegah dan meminimalisir potensi kecelakaan. Perusahaan juga harus memiliki program pelatihan berkala tentang keselamatan kepada para pekerja. Sebab, jika sumber daya manusia sudah memiliki pemahaman yang tinggi maka keselamatan kerja akan tercipta dengan sendirinya.
- Periksa Kesehatan Mental Pekerja
Kondisi kesehatan mental pekerja sangat mempengaruhi budaya bekerja, terutama para pekerja laki-laki yang sering menyembunyikan perasaan lelah, stress yang dapat mengganggu kondisi mental.Kondisi mental yang lelah atau bahkan terguncang dapat memicu potensi kecelakaan kerja. Namun sebaliknya, pekerja dengan kondisi kesehatan mental yang baik akan lebih tenang dan memiliki self control yang tinggi.
- Briefing Keselamatan Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, pastikan setiap orang memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing, termasuk potensi bahaya dari pekerjaan tersebut. Perusahaan juga harus memiliki prosedur keselamatan yang harus disampaikan pada saat perubahan shift pekerja dan lokasi kerja.
- Pengawasan Rutin terhadap Lingkungan Kerja
Tips selanjutnya yaitu mengurangi kemungkinan kecelakaan fatal dengan menjaga lingkungan kerja, seperti kondisi lantai, jalur, dan semua area kerja harus bersih dari barang-barang yang mengganggu. Pasang tanda atau rambu-rambu di area bahan produksi yang berbahaya, rambu-rambu kedaruratan yang mudah untuk dilihat pekerja, serta tanda-tanda jalur evakuasi jika terjadi kecelakaan kerja.
- Menerapkan Sistem 5S
Perusahaan harus meningkatkan alur kerja agar lebih mudah dan efisien dan mengurangi pemborosan dengan menerapkan sistem 5S. yaitu ; Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin). Contohnya dengan menerapkan teknik pelabelan strategis untuk mengarahkan, memperingatkan, dan mengkomunikasikan berbagai informasi berbeda kepada pekerja. Sehingga alur kerja berjalan lebih mudah dan cepat.
- Gunakan IVMS
Kecelakaan kerja akibat mengemudi kendaraan merupakan penyebab kematian tertinggi di industri minyak dan gas, sehingga perusahaan perlu menggunakan in-vehicle monitoring system atau IVMS yaitu perangkat elektronik yang dipasang di kendaraan untuk memantau aktivitas pengemudi dan membantu mengidentifikasi perilaku seperti kecepatan berlebihan, pengereman yang keras, akselerasi cepat, atau mengemudi dalam keadaan mengantuk.
- Komunikasi Visual yang Jelas
Perusahaan harus berusaha keras untuk menghilangkan miskomunikasi di area kerja dengan membuat tanda dan rambu-rambu terkait petunjuk bahaya dan keselamatan. Pasang tanda khusus untuk untuk pekerja dan lokasi kerja tertentu. Perusahaan juga harus memperbaharui tanda-tanda yang telah usang dan yang tidak bisa dibaca.
- Cek Ulang Rambu-rambu Keselamatan
Ketika lokasi kerja, proyek, dan shift pekerja berganti, periksa kembali tanda dan label berada di area kerja terpasang dengan benar dan menyampaikan kembali bahaya dan prosedur yang ada sebelum proyek berikutnya dimulai. Hal ini akan memastikan potensi bahaya dan rincian tentang lokasi dipahami oleh pekerja yang baru masuk.
- Perawatan Mesin
Perusahaan harus memastikan seluruh alat dan mesin operasional dalam kondisi baik untuk digunakan. Kemudian lakukan pemeriksaan berkala terhadap kondisi alat dan mesin operasional untuk mencegah potensi kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja harus menjadi prioritas bagi perusahaan untuk menjamin keamanan dan kesehatan SDM saat bekerja. Terutama di industri migas yang memiliki resiko kerja yang cukup tinggi. Semoga 10 tips ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan.