Penggunaan bahan bakar yang tepat sangat penting untuk menjaga kinerja dan umur panjang mesin kendaraan. Namun, beberapa pengguna mencoba mencampur Pertamax dengan bahan bakar lain untuk alasan tertentu.
Artikel ini akan membahas apa itu Pertamax oplosan, alasan di balik praktik tersebut, dan dampaknya pada mesin mobil dan motor.
Bagaimana Pertamax Oplosan?
Pertamax oplosan merujuk pada praktik mencampur Pertamax (bahan bakar dengan Research Octane Number/RON 92) dengan bahan bakar lain yang memiliki oktan lebih rendah, seperti Pertalite (RON 90) atau Premium (RON 88).
Tujuannya biasanya untuk menekan biaya bahan bakar sambil tetap mendapatkan sebagian manfaat dari oktan yang lebih tinggi.
Apa Alasan di Balik Praktik Oplosan?
Beberapa alasan umum mengapa pengguna mencampur Pertamax dengan bahan bakar lain meliputi:
- Penghematan Biaya
Pertamax memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar dengan oktan lebih rendah. Dengan mencampurnya, pengguna berharap dapat mengurangi pengeluaran bahan bakar. - Ketersediaan Bahan Bakar
Di beberapa daerah, ketersediaan Pertamax mungkin terbatas, sehingga pengguna mencampurnya dengan bahan bakar lain yang lebih mudah didapat. - Persepsi Kinerja
Beberapa pengguna percaya bahwa mencampur bahan bakar dapat memberikan keseimbangan antara performa dan efisiensi biaya.
Baca juga : Dampak Nyata Manajemen Risiko di Industri Minyak dan Gas: Dari Deepwater Horizon ke Era Teknologi AI
7 Efek Pertamax Oplosan pada Mesin
Meskipun ada alasan di balik praktik oplosan, dampaknya pada mesin kendaraan tidak boleh diabaikan. Berikut adalah beberapa efek negatif yang dapat terjadi:
- Detonasi (Knocking)
Penggunaan bahan bakar dengan oktan yang tidak sesuai dapat menyebabkan detonasi atau knocking. Ini adalah kondisi di mana campuran bahan bakar dan udara terbakar sebelum waktunya, menghasilkan ledakan yang tidak terkendali dalam silinder. Knocking dapat merusak komponen internal mesin seperti piston dan katup.
- Penurunan Performa Mesin
Mesin yang dirancang untuk bahan bakar beroktan tinggi akan mengalami penurunan performa jika menggunakan bahan bakar dengan oktan lebih rendah. Tenaga yang dihasilkan berkurang, dan respons akselerasi menjadi lambat.
- Peningkatan Konsumsi Bahan Bakar
Karena efisiensi pembakaran menurun, mesin mungkin memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk mencapai performa yang sama. Ini berarti konsumsi bahan bakar meningkat, yang pada akhirnya tidak memberikan penghematan biaya seperti yang diharapkan.
- Penumpukan Kerak pada Mesin
Pembakaran yang tidak sempurna akibat penggunaan bahan bakar oplosan dapat menyebabkan penumpukan deposit karbon atau kerak pada komponen mesin. Kerak ini dapat mengganggu kinerja mesin dan meningkatkan emisi gas buang.
- Peningkatan Emisi Gas Buang
Bahan bakar oplosan cenderung menghasilkan pembakaran yang tidak sempurna, meningkatkan emisi gas buang seperti karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Ini tidak hanya merugikan lingkungan tetapi juga dapat menyebabkan kendaraan Anda gagal uji emisi.
- Kerusakan Komponen Mesin
Penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin seperti injektor, busi, dan catalytic converter. Biaya perbaikan atau penggantian komponen ini bisa sangat mahal dibandingkan dengan penghematan yang diperoleh dari mencampur bahan bakar.
- Ketidakpastian Rasio Campuran
Mencampur bahan bakar secara manual tanpa perhitungan yang tepat dapat menghasilkan rasio oktan yang tidak konsisten. Ketidakpastian ini membuat sulit bagi mesin untuk beradaptasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja dan keandalannya.
7 Cara Kenali BBM Pertamax Telah Dioplos
Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah Pertamax telah dioplos dengan bahan bakar lain:
1. Perubahan Warna Bahan Bakar
Pertamax asli memiliki warna biru kehijauan karena mengandung zat pewarna khusus. Jika bahan bakar terlihat lebih pucat atau berubah warna menjadi lebih mendekati warna Pertalite (kuning kehijauan), maka ada kemungkinan telah terjadi pencampuran atau pengoplosan.
2. Uji Bau Bahan Bakar
Pertamax memiliki bau khas yang lebih bersih dibandingkan dengan bahan bakar oktan lebih rendah seperti Pertalite atau Premium. Jika bau bahan bakar lebih menyengat atau terasa lebih tajam, bisa jadi ada campuran bahan bakar lain dengan kualitas lebih rendah.
3. Uji Oktan dengan Octane Meter
Salah satu cara paling akurat untuk mengetahui apakah Pertamax telah dioplos adalah dengan menggunakan octane meter atau alat uji oktan. Pertamax memiliki Research Octane Number (RON) 92, sementara Pertalite memiliki RON 90. Jika hasil pengujian menunjukkan angka di bawah 92, maka bahan bakar tersebut kemungkinan telah dicampur dengan bahan lain.
4. Uji Densitas (Kerapatan) Bahan Bakar
Densitas atau kerapatan bahan bakar dapat diukur menggunakan hydrometer. Pertamax memiliki densitas yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar beroktan lebih rendah. Jika hasil pengukuran menunjukkan nilai di bawah standar Pertamax, ada kemungkinan bahan bakar telah dioplos.
5. Uji Pembakaran Sederhana
Salah satu metode sederhana adalah dengan membakar sedikit sampel bahan bakar di wadah kecil. Pertamax asli terbakar dengan api berwarna biru terang dan stabil. Jika bahan bakar terbakar dengan nyala api yang lebih kekuningan dan tidak stabil, ini bisa menjadi indikasi adanya campuran bahan bakar berkualitas lebih rendah.
6. Uji Evaporasi (Penguapan)
Letakkan sedikit bahan bakar di atas permukaan kaca atau logam, lalu biarkan menguap. Jika setelah penguapan meninggalkan residu atau lapisan berminyak, ini menandakan adanya campuran bahan selain Pertamax murni.
7. Pengamatan Performa Kendaraan
Jika kendaraan yang biasanya menggunakan Pertamax tiba-tiba mengalami knocking (detonasi), tarikan terasa lebih berat, atau konsumsi bahan bakar meningkat, ini bisa menjadi tanda bahwa bahan bakar yang digunakan tidak murni lagi.
Baca juga : 5 BUDAYA K3 YANG EFEKTIF DI INDUSTRI MINYAK DAN GAS
Kesimpulan
Meskipun mencampur Pertamax dengan bahan bakar beroktan lebih rendah mungkin tampak sebagai cara untuk menghemat biaya, dampak negatifnya pada mesin kendaraan Anda jauh lebih signifikan. Risiko kerusakan mesin, penurunan performa, dan peningkatan emisi gas buang membuat praktik ini tidak disarankan. Untuk menjaga kinerja dan umur panjang mesin mobil dan motor Anda, disarankan untuk menggunakan bahan bakar sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pabrikan.
FAQ
- Q: Apakah mencampur Pertamax dengan Pertalite aman untuk mesin?
A: Tidak disarankan. Meskipun beberapa sumber menyebutkan bahwa mesin modern dapat beradaptasi dengan variasi oktan, mencampur bahan bakar dapat menurunkan kualitas bahan bakar dan berpotensi menyebabkan masalah pada mesin. - Q: Apa itu knocking dan mengapa berbahaya?
A: Knocking adalah ledakan tidak terkendali dalam silinder mesin akibat pembakaran prematur. Ini dapat merusak komponen vital mesin seperti piston dan klep. - Q: Bagaimana cara terbaik untuk menjaga performa mesin?
A: Gunakan bahan bakar dengan oktan yang sesuai rekomendasi pabrikan, lakukan perawatan rutin, dan hindari mencampur berbagai jenis bahan bakar. - Q: Apakah mencampur bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi?
A: Tidak. Sebaliknya, mencampur bahan bakar dengan oktan berbeda dapat menurunkan efisiensi mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. - Q: Apakah mencampur bahan bakar mempengaruhi garansi kendaraan?
A: Ya, penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi dapat membatalkan garansi pabrikan karena dianggap sebagai kelalaian pengguna.