7 Teknologi K3 Digital Masa Depan untuk Industri Minyak & Gas

7 Teknologi K3 Digital Masa Depan untuk Industri Migas (Minyak & Gas)

Industri minyak dan gas (migas) merupakan salah satu sektor industri yang memiliki tingkat risiko kecelakaan kerja tertinggi. Hal ini dibuktikan dengan data dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia yang menunjukkan bahwa pada tahun 2022, industri migas menempati urutan kedua dalam jumlah kecelakaan kerja dengan 1.028 kasus. Perkembangan teknologi digital muncul sebagai solusi inovatif untuk mengurangi risiko ini dan meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di sektor industri minyak dan gas (migas) ini. Untuk itu, anda perlu menyelami latar belakang industri minyak dan gas yang rawan terhadap bahaya kecelakaan serta mengeksplorasi bagaimana teknologi digital memainkan peran kunci dalam peningkatan K3.

Tantangan K3 di Sektor Hulu Migas

Tingginya angka kecelakaan kerja di sektor hulu migas menjadi momok yang menghantui, menghambat kelancaran operasi dan menimbulkan konsekuensi serius bagi pekerja, perusahaan, dan bahkan lingkungan. Data statistik menunjukkan tren yang mengkhawatirkan:

  • 2014: 159 kejadian (106 ringan, 32 sedang, 16 berat, 6 fatal)
  • 2022: 75 peristiwa (terbanyak kategori ringan)
  • 2023 (hingga April): 36 korban (6 kematian, 6 LWDC, 1 RWC, 5 MTC, 14 FAC, 4 illness fatality)

Faktor Penyebab

Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia, antara lain:

  1. Area Operasi yang Luas dan Beragam
    Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan beragam kondisi geografis dan jenis industri. Hal ini menyebabkan area operasi kerja menjadi beragam, dengan tingkat risiko yang berbeda-beda. Kurangnya pengawasan dan penerapan standar keselamatan kerja yang memadai di area operasi yang luas dan beragam dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja.
  1. Kurangnya Skill Pekerja dalam Mitigasi Bahaya
    Banyak pekerja di Indonesia yang tidak memiliki skill yang memadai dalam mitigasi bahaya. Kurangnya pengetahuan dan pelatihan tentang keselamatan kerja dapat menyebabkan pekerja tidak mampu mengidentifikasi dan menangani potensi bahaya di tempat kerja.

Faktor Lain

Selain dua faktor utama di atas, terdapat beberapa faktor lain yang juga dapat berkontribusi terhadap tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia, antara lain:

  • Kurangnya komitmen dari manajemen perusahaan terhadap keselamatan kerja
  • Kurangnya budaya keselamatan kerja di tempat kerja
  • Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak memadai
  • Kondisi tempat kerja yang tidak aman
  • Kelelahan dan stres kerja

Dampak Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi pekerja, perusahaan, maupun masyarakat. Dampak tersebut antara lain:

  • Bagi Pekerja: Kecelakaan kerja dapat menyebabkan cedera, cacat permanen, bahkan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan, berkurangnya produktivitas, dan beban biaya pengobatan yang tinggi.
  • Bagi Perusahaan: Kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan, seperti biaya pengobatan, ganti rugi, dan kerusakan alat kerja. Kecelakaan kerja juga dapat menurunkan produktivitas perusahaan dan merusak reputasi perusahaan.
  • Bagi Masyarakat: Kecelakaan kerja dapat menyebabkan beban sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Biaya pengobatan dan rehabilitasi korban kecelakaan kerja dapat menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

Upaya Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, perlu dilakukan upaya-upaya berikut:

  • Meningkatkan komitmen dari manajemen perusahaan terhadap keselamatan kerja
  • Menciptakan budaya keselamatan kerja di tempat kerja
  • Memberikan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan kerja
  • Menyediakan alat pelindung diri (APD) yang memadai
  • Menjaga kondisi tempat kerja agar aman
  • Mengelola kelelahan dan stres kerja

Dengan melakukan upaya-upaya pencegahan tersebut, diharapkan angka kecelakaan kerja di Indonesia dapat diminimalisir.

Contoh Implementasi:

  • PT Pertamina Hulu Energi (PHE):
    • Meluncurkan program “Zero Accident Culture” (ZAC) dengan fokus pada budaya keselamatan, pelatihan, dan sistem manajemen risiko.
    • Menerapkan sistem “Incident and Learning System” (ILS) untuk pelaporan dan investigasi insiden.
  • SKK Migas:
    • Menerbitkan peraturan terkait K3 di sektor hulu migas, seperti SKK Migas No. 08/SKK Migas.

Baca juga : 10 Pelatihan Wajib untuk Pengembangan Safety Officer Migas

Pengawas K3 Migas

Manfaat Teknologi Digital untuk K3 Migas

Meningkatkan efisiensi operasi dan keselamatan merupakan dua pilar utama dalam mencapai kesuksesan di sektor hulu migas. Di era digital ini, teknologi dan inovasi menawarkan berbagai solusi untuk membantu perusahaan mencapai tujuan tersebut. Berikut beberapa contoh penerapan yang lebih detail:

1. Meningkatkan Efisiensi Operasi:

  • Pemanfaatan Teknologi Digital:
    • Digital twin: PT Pertamina Hulu Energi (PHE) telah membangun digital twin untuk beberapa asetnya, seperti Lapangan Offshore North West Java (ONWJ). Digital twin ini memungkinkan PHE untuk melakukan simulasi dan optimasi operasi, seperti memodelkan berbagai skenario produksi dan memprediksi dampaknya pada efisiensi dan profitabilitas.
    • Robotika dan otomasi: Beberapa perusahaan migas telah menggunakan robot untuk melakukan tugas-tugas berisiko dan berulang, seperti inspeksi dan pembersihan tangki penyimpanan, pengecatan struktur platform, dan operasi pengeboran. Penggunaan robot ini meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan bagi pekerja.
    • Artificial intelligence (AI): Chevron menggunakan AI untuk menganalisis data sensor dari peralatan di platform lepas pantainya. AI ini membantu Chevron untuk memprediksi kegagalan peralatan dan melakukan perawatan preventif, sehingga meningkatkan uptime dan mengurangi downtime.
    • Cloud computing: ExxonMobil menggunakan cloud computing untuk menyimpan dan mengakses data seismic dan well log dari berbagai lokasi di seluruh dunia. Cloud computing ini memungkinkan ExxonMobil untuk melakukan kolaborasi antar tim secara real-time dan meningkatkan pengambilan keputusan.
  • Meningkatkan Konektivitas dan Komunikasi:
    • Jaringan internet berkecepatan tinggi: SKK Migas telah membangun jaringan internet berkecepatan tinggi di beberapa wilayah operasi hulu migas di Indonesia. Jaringan ini memungkinkan komunikasi real-time antara pekerja di lapangan dan kantor pusat, serta transfer data yang cepat untuk mendukung operasi jarak jauh.
    • Teknologi komunikasi satelit: Beberapa perusahaan migas menggunakan teknologi komunikasi satelit untuk memastikan komunikasi yang andal di area terpencil, seperti di laut lepas dan hutan belantara.
    • Perangkat lunak kolaborasi: Banyak perusahaan migas menggunakan platform kolaborasi online seperti Microsoft Teams dan Zoom untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar tim di lapangan dan kantor pusat. Platform ini memungkinkan berbagi informasi, video conference, dan rapat online.

2. Kontrol dan Pantau Area Kerja Remot

  • Sensor dan Sistem Pemantauan:
    • Sensor IoT: ConocoPhillips menggunakan sensor IoT untuk memantau kondisi peralatan dan lingkungan kerja di platform lepas pantainya. Sensor ini memantau parameter seperti tekanan, temperatur, dan getaran, dan mengirimkan data secara real-time ke pusat kendali.
    • Drone dan kamera pengawas: BP menggunakan drone dan kamera pengawas untuk memantau infrastruktur di area operasinya. Drone dan kamera ini membantu BP untuk mendeteksi kerusakan dan potensi bahaya, serta melakukan inspeksi di area yang sulit dijangkau.
    • Sistem analitik data: Shell menggunakan sistem analitik data untuk menganalisis data sensor dan kamera pengawas. Sistem ini membantu Shell untuk mendeteksi anomali dan potensi bahaya, serta memprediksi kegagalan peralatan.
  • Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR):
    • AR: Halliburton menggunakan AR untuk memberikan informasi real-time tentang kondisi peralatan dan lingkungan kerja kepada pekerja di lapangan. AR ini membantu pekerja untuk melakukan tugas dengan lebih aman dan efisien.
    • VR: Schlumberger menggunakan VR untuk melatih pekerja dalam simulasi lingkungan kerja yang realistis. VR ini membantu pekerja untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan dalam menghadapi situasi darurat.

3. Deteksi Dini Potensi Bahaya

  • Sistem Prediksi dan Analitik:
    • Machine learning: Occidental Petroleum menggunakan machine learning untuk menganalisis data historis kecelakaan dan kegagalan peralatan. Machine learning ini membantu Occidental Petroleum untuk memprediksi potensi kecelakaan dan kegagalan peralatan, sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan.
    • Algoritma AI: ExxonMobil menggunakan algoritma AI untuk mengidentifikasi pola dan anomali di data sensor yang mengindikasikan potensi bahaya. AI ini membantu ExxonMobil untuk mendeteksi potensi bahaya secara dini dan mencegah kecelakaan.
    • Sistem peringatan dini: Chevron menggunakan sistem peringatan dini untuk memberitahu pekerja dan supervisor tentang potensi bahaya. Sistem ini terintegrasi dengan sensor dan sistem analitik data, sehingga dapat memberikan peringatan secara real-time.

Baca juga : 9 Kegiatan Rutin Pengawas K3 Migas di Lapangan Tingkatkan Keselamatan

7 Teknologi Digital Masa Depan untuk K3 Migas

  1. Artificial Intelligence (AI)
    • AI dapat membantu menganalisis data keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk mengidentifikasi pola dan risiko potensial.
    • AI dapat digunakan untuk mengembangkan sistem prediksi yang dapat memperingatkan pekerja tentang bahaya potensial.
    • AI dapat digunakan untuk membuat chatbot yang dapat menjawab pertanyaan pekerja tentang K3.
  2. Cloud Computing
    • Cloud computing memungkinkan perusahaan migas untuk menyimpan dan mengakses data K3 dengan mudah dan aman.
    • Cloud computing memungkinkan perusahaan migas untuk menggunakan aplikasi K3 berbasis cloud yang dapat diakses dari mana saja.
    • Cloud computing memungkinkan perusahaan migas untuk berkolaborasi dengan mudah dalam hal K3.
  3. Wearable Devices
    • Wearable devices dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan keselamatan pekerja di lapangan.
    • Wearable devices dapat digunakan untuk melacak lokasi pekerja dan memperingatkan mereka tentang bahaya potensial.
    • Wearable devices dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang lingkungan kerja dan membantu perusahaan migas untuk membuat tempat kerja yang lebih aman.
  4. Augmented Reality (AR)
    • AR dapat digunakan untuk memberikan pelatihan K3 yang lebih realistis dan interaktif kepada pekerja.
    • AR dapat digunakan untuk membantu pekerja dalam melakukan tugas-tugas berbahaya dengan memberikan informasi dan instruksi yang tepat waktu.
    • AR dapat digunakan untuk membantu pekerja dalam mengidentifikasi dan mengatasi bahaya potensial.
  5. Industrial Internet of Things (IIoT)
    • IIoT dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari peralatan dan sensor di lapangan untuk memantau kondisi kerja dan mengidentifikasi potensi bahaya.
    • IIoT dapat digunakan untuk mengotomatiskan tugas-tugas K3, seperti inspeksi dan pemeliharaan.
    • IIoT dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program K3.
  6. Big Data Analytics
    • Big data analytics dapat digunakan untuk menganalisis data K3 dari berbagai sumber untuk mengidentifikasi pola dan tren.
    • Big data analytics dapat digunakan untuk mengembangkan model prediktif yang dapat membantu perusahaan migas untuk mencegah kecelakaan dan cedera.
    • Big data analytics dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas program K3.
  7. Digital Twin Technology
    • Digital twin technology dapat digunakan untuk membuat model digital aset migas, seperti rig dan platform.
    • Model digital ini dapat digunakan untuk mensimulasikan kondisi operasi dan mengidentifikasi potensi bahaya.
    • Digital twin technology dapat digunakan untuk melatih pekerja dan membantu mereka dalam melakukan tugas-tugas berbahaya.

Teknologi digital ini memiliki potensi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja di industri migas. Dengan menerapkan teknologi ini, perusahaan migas dapat menciptakan tempat kerja yang lebih aman dan lebih produktif.

Penutup

Dengan pemanfaatan teknologi digital masa depan seperti Artificial Intelligence, Cloud Computing, Wearable Devices, Augmented Reality, Industrial Internet of Things, Big Data Analytics, dan Digital Twin Technology, sektor Minyak dan Gas (Migas) memiliki potensi untuk mengoptimalkan upaya Keamanan dan Kesehatan Kerja (K3). Integrasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan pemantauan dan identifikasi potensi risiko, tetapi juga memungkinkan tindakan pencegahan yang lebih tepat waktu dan efektif. Melalui analisis data real-time, simulasi lingkungan kerja, dan pemberian informasi yang akurat kepada pekerja, industri Migas dapat mencapai tingkat keselamatan yang lebih tinggi. Keselamatan pekerja, perlindungan aset, dan efisiensi operasional dapat ditingkatkan dengan mengadopsi dan mengintegrasikan teknologi-teknologi ini secara holistik dalam praktik sehari-hari. Sebagai hasilnya, implementasi teknologi digital di sektor Migas bukan hanya merespons tantangan keamanan dan kesehatan, tetapi juga membentuk lingkungan kerja yang lebih cerdas, adaptif, dan inovatif.

5/5 - (1 vote)
You must be logged in to post a comment.
Jakarta
Tamansari Hive Office 7th Floor Jl. D. I. Panjaitan Kav 2 RT 11 RW 12, Cipinang, Cempedak, Jatinegara, RT.11/RW.11, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13350
+628111798350
Jakarta
AMG Tower Lt. 17 B05 Jl. Raya dukuh menanggal 1A. Gayungan Surabaya jawa Timur 60234
+628111798354
Instagram
YouTube

    ×